Kamis, 16 Februari 2012

Salah Satu Penyebab HIV

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita.Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyatamendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan diusia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja,dimana saja.Oleh karena itu, kami memilih tema Pergaulan Bebas Remaja untuk dikajilebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja yang sangat berkaitan eratdengan tema di atas. B. PERMASALAHAN Adapun masalah yang ditinjau dan dianalisis adalah antar lain: • Pengertian Pergaulan Bebas • Akibat dari Pergaulan Bebas • Penyakit HIV AIDS • Abostus/ Abosi C. TUJUAN Karya ilmiah ini saya buat berdasarkan sumber-sumber yang jelas danakurat dengan tujuan supaya para remaja dapat mengatasi libidonya sehingga pararemaja dapat terhindar dari akibat-akibat negatif dari pergaulannya seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para remaja untuk tidak salah langkahdalam mengambil keputusan oleh karena perubahan seks yang terjadi padadirinya.1 BAB IITINJAUAN TEORI Sekarang ini di kalangan remaja pergaulan bebas semakin meningkatterutama di kota-kota besar. Hal ini terjadi karena kurangnya bimbingan dan perhatian dari orang tua.Menurut Jane Brown , ilmuwan dari Universitas North Carolina yangmemimpin proyek penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi denganeksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks diusia muda.Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks ditelevisi dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, ASyang disuguhi 264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalahselama 2 tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil yang sangatmengejutkan.Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksualdari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebihtinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks darimedia.Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di AmerikaSerikat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri majulainnya, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana.Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan2 heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagaisesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin).Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwateman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Merekaakhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial "tak nyata" yang sengajadibuat oleh media.Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics , serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health . Namunsayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak informasiseks di internet pada perilaku seks remaja.Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin kita tak perlu menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan penting dalam pembentukan norma seksual di kalangan remaja. (reuters/dni) 3 BAB IIIANALISIS DAN PEMBAHASANA. PENYEBAB DAN DAMPAK PERGAULAN BEBAS Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired ImmnuneDeficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja,salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota diIndonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikahsudah pernah melakukan hubungan seksual.Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubunganseksual.Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkithilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakinmemprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderitatersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orangdan 50 tahun ke atas satu orang.semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa,cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja.Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatanreproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.“Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan4 peranserta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalamimasalah kesehatan reproduksi”.Pelatihan Managemen tersebut diikuti 24 peserta utusan dari delapan kabupatendan satu kota di Bali berlangsung selama empat hari.Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Initerjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kianmeningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadidi negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lamamendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorongterhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat.Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudahtermasuk salah satu pemaksaan gaya hidup kapitalis sekuler yangdipropagandakan PBB melalui ICDP (International Conference on Developmentand Population) tahun 1994 di Kairo Mesir.Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati hubungan seksual (59%).Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengansengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagidua;5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar